Magetan,seputarjatim.co.id – Prinsip bahwa ilmu tidak mengenal usia diamini oleh Kelompok Tani (Poktan) Guyup Rukun, Desa Sawo Jajar, Kecamatan Takeran, Magetan. Berupaya meningkatkan kualitas panen, para petani di wilayah tersebut mengikuti program Sekolah Lapang yang fokus pada budidaya komoditas unggulan, bawang merah.
Kegiatan belajar nonformal ini diadakan langsung di areal persawahan, dipandu oleh penyuluh pertanian setempat, dan turut didampingi oleh Anggota DPRD Magetan dari Fraksi PDI Perjuangan, Hendrad Subyakto.
Hendrad Subyakto menekankan bahwa potensi keuntungan dari budidaya bawang merah sangat besar, namun hal itu mensyaratkan petani menguasai proses secara menyeluruh.
“Budidaya tanaman bawang merah akan sangat menguntungkan jika petani memahami betul cara budidaya yang benar, mulai dari pemilihan bibit yang berkualitas, teknik penanaman, perawatan yang tepat, hingga waktu panen yang optimal,” ujar Hendrad pada Rabu (10/12/2025).
Ia juga menambahkan bahwa inisiatif sekolah-sekolah lapang untuk berbagai komoditas, baik itu padi, cabai, maupun bawang merah, harus terus digalakkan oleh pemerintah daerah. Tujuannya adalah untuk memastikan petani terus mendapatkan pembaruan pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bertani secara efisien, produktif, dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Hendrad menyoroti tantangan minimnya regenerasi petani di Magetan. Ia berpandangan bahwa model Sekolah Lapang akan menjadi jauh lebih menarik jika melibatkan partisipasi aktif dari anak-anak muda dan kaum milenial.
“Kita harus berkomitmen menjadikan pertanian sebagai bidang yang menarik dan menjanjikan, sehingga pada akhirnya bisa berdampak pada kesejahteraan petani secara berkelanjutan,” tegasnya.
Sekolah Lapang sendiri merupakan metode yang memfokuskan pembelajaran langsung melalui pengalaman di lapangan (learning by doing). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengambil keputusan yang didasarkan pada praktik budidaya yang efisien, bukan sekadar teori di kelas.(ryn)



