Magetan,seputarjatim.co.id– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, berkolaborasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN), secara resmi meluncurkan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (GEMAPATAS). Aksi serentak ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya Jawa Timur menuju ‘Wilayah Lengkap’, mengusung jargon: “Pasang Patok, Anti Cekcok, Anti Caplok.”
Pelaksanaan GEMAPATAS di Magetan merupakan dukungan konkret terhadap Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang ditargetkan rampung pada tahun 2026. Meskipun peluncuran serentak dipusatkan di Gresik, semangat percepatan penyelesaian sertifikasi tanah ini digaungkan kuat di Magetan.
Bupati Magetan, Nanik Sumantri, menegaskan optimisme pemerintah daerah bahwa GEMAPATAS akan menjadi kunci percepatan penyelesaian target PTSL. Magetan sendiri memperoleh kuota sebanyak 10.000 sertipikat untuk program PTSL di tahun 2026.
“Dengan dimulainya gerakan GEMAPATAS hari ini, kami optimis target 10 ribu sertipikat dapat diselesaikan lebih cepat,” ujar Bupati Nanik Sumantri,Senin(10/11/2025).
Pemerintah Kabupaten Magetan menargetkan bahwa seluruh tahapan pematokan batas bidang tanah dapat rampung pada Desember 2025. Hal ini memungkinkan proses pemberkasan dapat dimulai pada Januari 2026, sehingga diharapkan Program PTSL di Magetan dapat tuntas sebelum pertengahan tahun 2026.
Kegiatan peluncuran GEMAPATAS di Magetan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Magetan, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Kantor Pertanahan Magetan, Kepala Kemenag Magetan, Ketua Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT), Ketua PC NU, PD Muhammadiyah, serta seluruh Camat dan tamu undangan lainnya.
Gerakan ini menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mengenali dan menegaskan batas-batas tanah mereka sendiri, sehingga dapat meminimalisasi sengketa dan memperlancar proses pengukuran BPN.(ryn)
