Magetan,seputarjatim.co.id – Sebuah insiden longsor tragis terjadi di area tambang galian C di Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Sabtu 27 September 2025 yang lalu. Material longsoran berupa batu dan pasir menimpa seorang pekerja, mengakibatkan satu korban jiwa.
Korban yang teridentifikasi bernama Suroso (55) dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian akibat tertimpa material longsoran.
Peristiwa mematikan ini sontak memicu kritik keras dari kalangan aktivis lingkungan. Rudi Setiawan, atau yang akrab disapa Rugos, dari Rumah Kita Magetan, menyatakan bahwa insiden ini merupakan dampak langsung dari kelalaian dan lemahnya penegakan aturan.
“Kejadian ini bukan sekadar musibah, tetapi alarm keras bagi pemerintah daerah. Penyebab utamanya jelas: lemahnya pengawasan dan adanya pelanggaran kaidah teknis pertambangan,” tegas Rugos,Selasa(30/09/2025)
Menurutnya, pengelola tambang di lokasi tersebut diduga menggunakan metode undercut tanpa penerapan sistem terasering yang memadai. Selain itu, Rugos juga menyoroti minimnya sistem peringatan dini (EWS) di area yang memiliki risiko longsor tinggi.
Selain korban jiwa, aktivitas pertambangan yang tidak sesuai kaidah ini telah lama menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Desa Trosono dan sekitarnya. Rugos menyebut dampak buruk yang ditimbulkan antara lain:
- Kerusakan infrastruktur jalan akibat lalu lintas truk pengangkut.
- Polusi debu yang mengganggu kesehatan warga.
- Ancaman risiko longsor susulan ke area permukiman warga.
“Jika pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dilakukan secara efektif dan tegas, masalah kerusakan lingkungan dan risiko keselamatan pekerja ini seharusnya tidak akan terjadi,” pungkas Rugos.(ryn)
