Selasa, 1 Juli 2025
BerandaArtikelKeberadaan Kampus Unesa di Magetan

Keberadaan Kampus Unesa di Magetan

-

Yang jelas,ketika ide manghadirkan kampus Universitas Negeri di Magetan, muncul pula ketidaksetujuan gagasan itu direalisasikan.Bahkan anggota Dewanpun banyak yang nggak setuju.Undangan yang dilayangkan waktu pertemuan awal tidak ada yang hadir. Dan MoU yang di laksanakan tanggal 28 november 2020 di kampus Unesa hanya di hadiri seorang wakil ketua,itu pun karena memang partai pengusung saya.

Belum tekanan dari yang selama ini memperoleh manfaat tanah yang akan dihibahkan, Juga masyarakat awam yang berpandangan sama untuk menolak.Ditambah adanya surat keberatan ke kementrian kalau keberadaan Unesa akan mematikan perguruan swasta. Bahkan saya mulai mendengar,Dewan tidak akan menyetujui nantinya kalau tanah itu dihibahkan kepada Unesa. Apakah saya kendur ? sama sekali tidak. Karena saya yakin,niat baik itu akan diberikan jalan kebaikan pula.

Setelah saya konsultasi ke Kemendagri,ternyata hibah tanah untuk Pendidikan bagi Universitas negeri tidak perlu persetujuan dewan. Langsung saja bagian hukum pemda saya perintahkan untuk segera menindaklanjuti hibah ke Unesa,agar segera direncanakan pembanggunannya. Tanpa ada penyerahan hibah,Tentu Unesa tidak mungkin bisa membangun.

Beruntung saya lama bekerja di Prempov Jawa Timur,sehingga banyak kenal kalangan Pendidikan tinggi di jatim khusunya Surabaya.Karena saya juga lama mengajar, baik di Malang dan Surabaya.Dan juga lama bekerja di Jakarta, sehingga banyak kenal dengan pejabat di Kementrian.

Saya kenal Cak Nur Hasan Rektor Unesa,sejak masih jadi dosen muda. Juga sama-sama pengurus KONI jatim dan Panitia PON 2000. Juga mas Prapto ketika itu sebagai pembantu rektor, Mas Martadi Direktur Vokasi,Prof Sarmini yang asli Magetan. Dan masih banyak lagi. Ketika gagasan itu saya sampaikan, langsung gayung bersambut. Pembicaraan intensif secara informal sering kami lakukan. Sampai perjuangan Ijin ke Jakarta.

Untuk mengetuk hati beliau pejabat di Unesa saya sering mengatakan,”Mari ketika kita semua ditakdirkan Tuhan untuk bisa mengambil keputusan, kita gunakan untuk kepentingan rakyat, agar kita tidak menyesal setelah kita tidak menjabat nantinya.karena tidak berbuat apa-apa.Negeri kita ini tidak adil. Fasilitas apapun numpuk di kota, termasuk Pendidikan. Lihat daerah Mataraman tidak ada Universitas negeri. Ngumpulnya di Jatim bagian Timur, Surabaya, Malang, Jember, dan Banyuwangi.Presiden, Menteri, Gubernur, sudah banyak yang dipikirkan. Kita yang di bawah mari memikirkan dan ikut memecahkan salah satu problem bangsa, pemerataan akses Pendidikan. Mari kita torehkan tinta emas di masa pengabdian kita. Jangan justru sebaliknya mengambil manfaat untuk kepentingan sendiri,kelompok maupun golongan.”

Semangat teman-teman Unesa untuk merialisasikan sungguh membuat saya terharu kalau mengingat kembali. Bayangkan, mau berbuat baik membantu pemerataan Pendidikan justru mendapat penolakan dari sana-sini. Bahkan banyak tawaran kepada Unesa untuk membuka di daerah lain dengan sharing yang jauh lebih menjanjikan, tetapi di tolaknya. Disinilah Nampak kegigihan teman-teman Unesa dan tentunya juga pemda Magetan.

Tanggal 20-23 Agustus 2024 sebanyak 1050 mahasiswa baru Unesa kampus Magetan melaksanakan Orientasi mahsiswa baru. Setiap tahun akan bertambah. Salah satu gedung megah,dari master plan yang telah dibuat sudah siap digunakan. Saya yakin akan segera bertambah fasilitas-fasilitas lainya, seperti fasilitas olah raga, laboratorium, ruang kuliah, ruang terbuka, dsb. Sudah tentu,segala aktivitas di Unesa akan memiliki Multiplier effect luar biasa.

Dari segi ekonomi saja, saat ini dari mahasiswa baru tersebut,sekitar 600 orang memerlukan tempat pemondokan. Saat ini telah tumbuh banyak sekali tempat pemondokan di sekitar kampus, baik di desa Sempol, Mranggen,Maospati, dan Kraton.Belum semakin ramainya usah warung makan, café, foto copy, laundry dll.

Saya sebagai anak sulung, suatu saat adik-adik saya memberi usul, bagaimana kalua tanah ibu di belakang rumah Maospati yang cukup luas, juga sawah di Maospati dekat kampus di bangun tempat pemondokan. Langsung saya jawab,”Kalau membangun jangan sekarang ketika say masih menjabat bupati. Tidak etis, tidak baik di pandang masyarakat. Seperti aji mumpung memanfaatkan jabatan. Biar masyarakat luas menangkap peluang itu lebih dahulu. Nanti saja membangunya,kalau saya tidak lagi menjabat.”

Saya punya keyakinan, membantu masyarakat itu tidak harus dengan memberi uang. Tetapi lebih penting ,kebijakan yang memihak rakyat.Nanti rakyat akan menangkap keberpihakan itu.Tidak ada artinya membantu uang,tetapi kebijakan yang diambil tidak memihak rakyat. Dan itu banyak terjadi di negeri ini. Disitulah diperlukan visi seorang pemimpin.(*)

Penulis : Suprawoto Bupati Magetan periode 2018-2023

Print Friendly, PDF & Email

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti

Berita Terbaru