Magetan,seputarjatim.co.id– Kasus dugaan pemukulan yang menimpa Ketua PCNU Magetan, KH Susanto oleh Kepala Desa Kebonagung, Balerejo, Madiun, Anton Sujarwo, memicu reaksi keras dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Magetan. LBH Ansor menilai sang Kepala Desa tidak menunjukkan itikad baik pasca kejadian.
Koordinator LBH Ansor Wilayah Mataraman I, Zainal Faizin, menyatakan bahwa sikap Kepala Desa yang tidak segera meminta maaf atau mencari tahu kondisi Kiai Santo telah memperparah situasi.
“Pasca kejadian tersebut, Pak Kades tidak menunjukkan iktikad baik untuk meminta maaf ataupun sekadar mencari informasi bagaimana kondisi Kiai Santo. Hal ini menambah polemik dan berpotensi memicu konflik berkepanjangan,” tegas Zainal Faizin pada Rabu (3/11/2025).
Zainal Faizin lantas membeberkan kronologi insiden yang terjadi pada Minggu, 30 November 2025, saat acara Rutinan Pengajian Ahad Legi Muslimat NU Balerejo, yang digelar di Desa Kebonagung, Balerejo, Madiun.
Acara tersebut dihadiri oleh jajaran MWC NU Balerejo, badan-badan otonom (banom) NU, tokoh agama, tokoh masyarakat setempat, termasuk Kepala Desa Kebonagung, Anton Sujarwo.
“Pada awalnya, acara berjalan dengan baik, penuh khidmat, dan suasana hangat,” ujar Zainal.
Di akhir acara, Kiai Santo sempat memimpin doa. Ia mendoakan agar Desa Kebonagung senantiasa diberikan keselamatan, kerukunan, dan kesejahteraan, serta mendoakan agar Kepala Desa Kebonagung senantiasa dijaga oleh Allah SWT.
Setelah selesai mengisi ceramah, Kiai Santo berpamitan dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang masih berada di lokasi. Namun, Kepala Desa Anton Sujarwo sudah tampak meninggalkan tempat acara. Kiai Santo kemudian berinisiatif menghampiri Kepala Desa untuk berpamitan secara langsung.
Saat Kiai Santo menghampiri Kepala Desa untuk bersalaman, tiba-tiba Kepala Desa Anton Sujarwo diduga melakukan tindakan kontak fisik.
Menurut Zainal, serangan fisik tersebut mengenai dua bagian tubuh Kiai Santo: pertama di leher bagian belakang dan yang kedua di bibir kanan bagian bawah.
Peristiwa itu dengan cepat dilerai oleh warga yang berada di sekitar lokasi. Setelah insiden tersebut, Kepala Desa Anton Sujarwo langsung meninggalkan lokasi tanpa sempat menyampaikan permintaan maaf kepada Kiai Santo.
LBH Ansor mendesak agar kasus ini segera ditindaklanjuti dan Kepala Desa menunjukkan tanggung jawab moral atas perbuatannya.(ryn)



